Jumat, 30 November 2012

Rasa Bersalah Bikin Makanan Lebih Lezat


Setelah beberapa waktu berhasil menurunkan berat badan lewat diet mengurangi kalori, biasanya kita merasa boleh memberi hadiah atas usaha yang sudah dilakukan. Penghargaan yang kita anggap layak adalah menambah sedikit-sedikit makanan atau membebaskan diri untuk bebas makan apa saja di akhir minggu padahal hal itu justru akan menggagalkan usaha diet yang telah dijalani.
Meski sebenarnya tahu kalau sikap tidak disiplin itu bisa menyebabkan masalah tetapi kita cenderung mengabaikannya. Porsi makanan yang sedikit dan dimakan dengan rasa bersalah inilah yang membuat rasanya semakin enak dan membuat kita sulit berhenti. Ternyata ilmu pengetahuan juga membenarkan hal ini.
Sebuah penelitian dari Northwestern University menujukkan, orang yang memiliki rasa bersalah saat makan dapat merasakan makanan lebih nikmat daripada mereka yang tidak memilikinya. Orang kebanyakan tidak sadar dengan proses ini.
Penelitian tersebut terdiri dari beberapa percobaan berbeda. Pertama, sebanyak 40 orang dibagi menjadi dua kelompok. Keduanya diperlihatkan enam sampul majalah. Kelompok pertama melihatmajalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kelompok lainnya tidak sama sekali. Kemudian 40 orang tadi diberi cokelat untuk "studi rasa". Grup yang sebelumnya membaca tentang kesehatan, dan diasumsikan memiliki rasa bersalah untuk memanjakan diri dilaporkan merasakan cokelat lebih enak daripada grup lainnya.
Tes kedua yaitu dengan menanyai 108 mahasiswa yang dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendeskripsikan pengalaman dalam beberapa kalimat. Kelompok pertama ditanya tentang pengalaman yang membuatnya merasa bersalah, kedua yang membuat merasa jijik, dan ketiga ditanya secara acak. Kemudian ketiganya diberi cokelat. Terbukti kelompok pertama mengatakan rasanya paling enak.
Ketua penelitian ini, Kelly Goldsmith, mengatakan penelitiannya dapat berarti penting bagi kampanye kesehatan masyarakat. Sebagai contoh, kampanye untuk menghentikan merokok. Kampanye tentang bahaya merokok justru malah akan meningkatkan rasa bersalah perokok. Hal ini menjadikan rokok semakin nikmat rasanya dan membuat perokok semakin sulit berhenti.
Penelitian membuktikan bahwa perasaan bersalah bukannya emosi yang tidak perlu, melainkan hanya perasaan tidak menguntungkan. Sehingga cukuplah memakan sepotong kue namun jangan merasa bersalah, jika tidak maka kemungkinan Anda akan memakan seluruh bagian kue itu. 

7 Makanan Terbaik untuk Pencernaan

Dalam memilih makanan terbaik untuk kesehatan pencernaan, mungkin yang terpenting adalah makanan itu tidak menyebabkan gejala atau keluhan apa pun. Dengan kata lain, makanan yang bagus itu bisa membuat proses pencernaan lebih mudah. 

Apa saja makanan yang bagus dan makanan yang sebaiknya dihindari demi pencernaan sehat? Berikut saran dari para ahli. 

Terbaik

1. Sayur dan buah
Makanan ini adalah sumber serat yang akan melancarkan proses pencernaan dan pembuangan. Sebaiknya kita mengonsumsi serat 20 - 30 gram setiap hari atau setara dengan 5-7 sajian buah dan sayur. 

2. Biji-bijian utuh
Sumber makanan biji-bijian utuh antara lain beras merah dan gandum. Namun nasihat ini mungkin tidak berlaku untuk mereka yang punya penyakit kronik seperti sakit celiac atau sensitif pada gluten.

3. Pisang
Pada dasarnya semua jenis buah bagus untuk pencernaan, tetapi pisang sangat dianjurkan karena tidak mengiritasi perut. Buah ini juga disarankan untuk mereka yang sedang menderita diare atau mual dan muntah. 

4. Air
Konsumsi air yang cukup sangat diperlukan untuk membantu pencernaan sehat. 

5. Jahe
Herbal dan rempah seperti jahe, pepermint, atau turmeric adalah sahabat bagi perut yang sedang bermasalah. Buatlah teh jahe untuk meredakan gangguan pencernaan.

6. Sumber probiotik
Probiotik mengandung bakteri baik yang akan mengembalikan keseimbangan bakteri jahat di usus. Sebaiknya pilih produk yang mengandung bakteri hidup seperti yogurt dan kefir.

7. Sumber prebiotik
Prebiotik adalah sumber makanan probiotik yang diperlukan untuk bakteri baik. Prebiotik ditemukan pada biji-bijian utuh, bawang, asparagus, dan kacang lentil.

Sebaliknya, hindari makanan yang akan memicu gejala refluks dan rasa nyeri di tenggorokan seperti makanan pedas, alkohol, kafein, soda, atau mengandung lemak jenuh tinggi.


www.kompas.com